Inovasi IPB Bantu Pemerintah Selesaikan Masalah dalam Proses Produksi di Perkebunan Kelapa Sawit

IPB Sawit

Institut Pertanian Bogor (IPB) sukses berinovasi dengan menciptakan mesin yang dapat mengidentifikasi perkebunan kelapa sawit rakyat, menggunakan gambar satelit beresolusi tinggi. Penemu mesin ini Profesor Ernan Rustiadi menjelaskan bahwa mesin yang diciptakannya ini memiliki kemampuan mendeteksi setiap objek untuk mengukur luas perkebunan.

Mesin yang diciptakan IPB dengan tujuan untuk meningkatkan tata kelola perkebunan sawit rakyat disebut sebagai Oil Palm Identification Based on Machine Learning-IPB (OPTIMAL).

“Mesin ini bisa bantu untuk memetakan perkebunan sawit rakyat berbasis objek, dalam hal ini tegakan pohon kelapa sawit lebih baik dari teknologi berbasis area,” jelas Profesor Ernan.

Perkebunan kelapa sawit rakyat rata-rata berukuran kecil, tersebar, dan terfragmentasi, sehingga proses pemetaan menjadi tantangan tersendiri. Teknologi berbasis objek memungkinkan deteksi lebih detail, karena bentuk petakan tidak teratur, terkadang di lokasi yang jauh atau terisolasi, dan dicampur dengan komoditas pertanian lainnya.

Mesin OPTIMAL menggunakan teknologi citra resolusi tinggi, yang dapat diakses secara gratis pada sistem operasi komputer, dan dapat mendeteksi objek dengan ukuran yang jauh lebih kecil daripada foto yang dibuat oleh drone. Aplikasi yang mudah digunakan ini memungkinkan teknologi untuk menemukan tanaman kelapa sawit di lokasi sempit, tersebar, dan bercampur dengan tanaman lain dengan cepat, akurat, dan murah.

Profesor Ernan menunjukkan bahwa kelapa sawit masih menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia dan merupakan komoditas unggulan yang menjadi salah satu sumber devisa penting bagi Indonesia. Dengan harga minyak yang kompetitif, tanaman kepala sawit dibudidayakan oleh perkebunan rakyat dan perusahaan besar.

Profesor Ernan juga mengatakan bahwa pemerintah telah berusaha untuk membuat berbagai program untuk meningkatkan tata kelola perkebunan kelapa sawit rakyat. Namun, karena belum ada yang lengkap dan akurat tentang sebaran perkebunan kelapa sawit rakyat, inovasi IPB dapat menyelesaikan masalah ini. (BGS)