Industri Kesehatan Berbasis AI

Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah ilmu dan rekayasa di mana mesin yang diciptakan memiliki kecerdasan, melibatkan mekanisme untuk menjalankan suatu tugas menggunakan komputer. AI membuat sistem komputer, perangkat lunak, program dan robot untuk berpikir secara cerdas layaknya manusia.

Perkembangan AI telah dimulai sejak setelah Perang Dunia II oleh seorang matematikawan dan filsuf muda bernama Alan Turing pada 1947. Ia beranggapan bahwa jika manusia bisa mengolah informasi dan memecahkan masalah juga membuat keputusan dari informasi tersebut, maka mesin juga bisa melakukannya. Ia membuat suatu penelitian tentang bagaimana cara membuat mesin yang bisa berpikir dan cara menguji kecerdasan mereka pada 1950.

AI telah berkembang pesat saat ini dan digunakan di berbagai bidang kehidupan, seperti logistik, hiburan, pendidikan, kesehatan, militer, dan lain-lain. Beberapa contoh aplikasi AI yang populer saat ini adalah:

  • Google Bard, sebuah chatbot seluler dengan sistem AI yang bisa menerima perintah lewat teks atau gambar dan menghasilkan konten kreatif seperti puisi, cerita, kode, lirik, dan lain-lain.
  • xAI, sebuah perusahaan AI milik Elon Musk yang mengembangkan kecerdasan buatan yang bisa berinteraksi dengan manusia secara alami dan mengerti konteks pembicaraannya.

Kementerian Kesehatan bersama salah satu startup kesehatan yakni Plebo berinisiatif meluncurkan paper dalam bentuk white paper yang berjudul ‘Realisasi Periode Emas Indonesia: Mendorong Bangsa yang Maju melalui Masyarakat yang Sehat dan Produktif melalui Deteksi Dini’.

Selain memanfaatkan teknologi AI, Plebo juga menjalin kolabarasi untuk menciptakan ekosistem kesehatan preventif di Tanah Air. Plebo akan menghadirkan layanan medical check up dengan konsentrasi pada penyakit-penyakit yang paling sering diderita masyarakat Indonesia seperti stroke, darah tinggi, jantung dan diabetes.

Untuk memudahkan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit, Plebo juga telah memanfaatkan teknologi AI dalam aplikasi Plebo Pro. Aplikasi tersebut mampu mendigitalisasi seluruh alur pemeriksaan kesehatan mulai dari dokumentasi, analisis, hingga penjelasan hasil diagnostik yang divalidasi oleh dokter.

Dengan bantuan teknologi AI, Plebo Pro bisa membantu pasien menelaah kebutuhannya secara terpersonalisasi dan sesuai arahan dari tenaga kesehatan profesional. Selain itu masyarakat yang sudah diperiksa dan didiagnosa akan langsung mendapat rekomendasi pola hidup dan makan yang sehat, tentunya terukur sesuai kebutuhan pasien.

AI memiliki banyak potensi untuk membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, AI juga memiliki dampak negatif yang perlu diwaspadai, Risiko kesalahan atau penyalahgunaan. AI bisa membuat kesalahan fatal atau disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk tujuan jahat, seperti perang siber, terorisme, atau manipulasi informasi.

Oleh karena itu, pengembangan dan penggunaan AI perlu diatur oleh etika dan hukum yang jelas agar tidak merugikan manusia dan lingkungan. (AND)