Mengambil Pesan Moral Mendalam Dari Film Parfume (The Story Of A Murderer)

HebatIndonesia – Film Parfume merupakan film yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul ‘Parfume (The Story Of A Murderer)’ karangan Patrick Suskind. Film ini dibuat pada tahun 2006 silam. Latar pada film ini mengisahkan kehidupan Prancis abad ke-18. Mengenai seorang pemuda bernama Jean-Baptiste Grenoille, lelaki dengan penciuman tajam dan kemudian bekerja sebagai peracik parfum. Tetapi sebelum itu Jean-Baptiste dilahirkan di sebuah pasar oleh ibunya. Pada awalnya Jean-Baptiste hendak dibunuh oleh ibunya sendiri, namun karena dia menangis sangat kencang orang-orang sekitar melihat hal tersebut dan percobaan pembunuhan oleh ibunya pun gagal.

Setelah peristiwa itu Jean-Baptiste diserahkan ke panti asuhan, disini Jean besar dan tumbuh dewasa sebagai seorang yang memiliki keahlian penciuman sangat tajam. Jean Secara tidak langsung terus menerus melatih indra penciuman dan menghafal setiap aroma di alam semesta. Ketika bekerja di sebuah tempat pengolahan kulit Jean sering melewati pasar, kemudian tertarik pada aroma tubuh seorang wanita sampai akhirnya wanita tersebut dibunuh oleh Jean sendiri. Hal ini karena Jean ingin mendapatkan aroma unik dari tubuh wanita tersebut.

Sampai pada akhirnya juragan kulit tersebut menjual Jean kepada seorang peracik parfume yang hampir bangkrut yakni Giuseppe Baldini. Tidak lama berselang juragan kulit tersebut mati terbunuh karena kecelakaan. Sang peracik parfume terkesima dengan kemampuan Jean dalam mengenali aroma-aroma dan memainkan percampurannya sehingga membuat sebuah parfum yang sangat enak. Giuseppe Baldini kemudian meminta Jean untuk terus memproduksi parfum dan tokonya kembali ramai dikunjungi pembeli. Seketika Giuseppe Baldini menjadi kaya kembali. Namun, pada akhirnya Jean ingin berkelana untuk mencari berbagai macam aroma yang bisa ditemuinya.
Giuseppe Baldini merestui tetapi dengan syarat Jean harus menuliskan resep racikan parfum sebanyak mungkin supaya tokonya laris terus.

Setelah kepergian Jean toko parfum milik Baldini runtuh seketika Baldini meninggal di lokasi. Selama perantauannya Jean-Baptiste banyak melakukan pembunuhan dan korbannya adalah para perempuan. Di antara mereka ada yang ekstrak keringatnya tidak mengeluarkan aroma yakni para pekerja yang bekerja secara tidak benar. Pada akhirnya Jean harus dihukum gantung di depan masyarakat. Namun anehnya seluruh masyarakat justru tertunduk ketika Jean-Baptiste keluar dari sel untuk siap digantung. Semuanya karena wewangian yanh dia ciptakan.

Ada tiga makna yang bisa diambil dari film ini. Pertama, kita jangan pernah menghardik dan menganiaya orang yang lemah karena pesan yang ingin disampaikan dalam film tersebut. Memanfaatkan orang yang lemah akan berbuah malapetaka bagi diri sendiri.

Kedua, apabila kita melakukan sesuatu semuanya tidak nampak tapi sebenarnya jiwa kita sudah membusuk tidak harum kembali.

Ketiga, adalah Jean adalah gambaran kaum tertindas yang mampu menaklukan kemapanan, strata kelas dan kesenjangan sosial dengan kegigihannya. (AND)