Tiga Mahasiswa Unair Raih Juara 1 pada Ajang Pekan Debat UTAS Competition

HebatIndonesia – Tiga Mahasiswa Universitas Airlangga berhasil meraih prestasi luar biasa dengan sukses menyabet gelar juara pertama pada ajang Pekan Debat UTAS Competition.

Ketiga mahasiswa tersebut bernama Hansen Dafa, Abdullah Abimanyu, dan Najwa Latifah. Ketiga memenangkan kompetisi debat yang digelar oleh BEM Universitas Negeri Yogyakarta.

Perwakilan tim, Najla berharap bahwa kemenangan yang diraih dapat lebih memacu timnya untuk meraih prestasi lain di kompetisi-kompetensi selanjutnya.

“Kebanggaan ini adalah cambuk bagi kami agar tumbuh lebih baik dan menorehkan prestasi lebih banyak lagi,” ujar Najla, dikutip dari situs UNAIR NEWS.

Lebih lanjut, Najla juga membagikan beberapa kunci sukses yang dapat diikuti oleh mahasiswa lain jika ingin memenangkan kompetisi debat. Kunci pertama dan yang paling penting menurutnya adalah memiliki tim yang solid.

“Kalau sudah ada tim yang solid, ibaratnya kita sudah mengantongi 50 persen peluang untuk berhasil. Tinggal bagaimana mengolahnya saja,” tegas Najla

Selain tim yang solid, Najla juga berpesan untuk selalu memperhatikan argumen yang disampaikan tim lawan. Hal itu penting untuk dilakukan agar tim dapat dengan mudah mematahkan serta menyerang balik argumen milik tim lawan.

Selain itu, Najla juga menceritakan terkait jalannya kompetisi debat. Dia berkata bahwa timnya mendapat mosi terkait isu politik kampus.

Tim Najla kemudian membedah isu tersebut dengan melihat perkembangan politik di tingkat kampus maupun nasional. Selanjutnya mereka membuat stance terkait posisi tim dalam mosi lalu menjabarkan mulai dari dampak, aktor, skenario.

Lebih lanjut, Najla berkata bahwa timnya bisa menyusun argumen dengan baik karena tak asing dengan mosi yang diberikan juri, sebab mosi itu sangat berkaitan erat dengan parlemen atau organisasi intra kampus yang sudah mereka jalankan dan rasakan dampaknya.

“Mengingat politik kampus ini sudah tidak asing bagi kami, jadi analisis kami lebih berkaca pada jatuh dan berkuasanya politik di lapangan, termasuk dampak yang ada.” imbuh Najla. (EDW)