Tim Respon Cepat FKH Unair Segera Lakukan Nekropsi pada Tiga Bangkai Ikan Hiu Paus

Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) dengan segera menerjunkan tim respon cepat ke lokasi kejadian kasus ikan hiu paus yang terdampar. Terdapat tiga ekor ikan hiu paus yang mati terdampar di bawah Jembatan Nasional Suramadu, Selat Madura.

Koordinator Informasi dan Humas FKH Unair, Hani Plumeriastuti, mengatakan bahwa informasi mengenai adanya ikan hiu paus terdampar didapatkan di hari Senin (17/7/2023) pukul 17.00 WIB. Informasi tersebut didapatkan dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mengirimkan surat kepada Dekan FKH Unair.

Berdasarkan informasi tersebut, FKH Unair dengan segera menerjunkan tim respon cepat ke tempat kejadian untuk melakukan nekropsi. Adapun proses nekropsi adalah proses autopsi pada hewan.

“Jadi setelah kita mendapatkan informasi, tim cepat tanggap langsung kami terjunkan untuk melakukan identifikasi sementara. Selain itu tim memastikan posisi serta persiapan nekropsi,” jelas Hani Plumeriastuti.

Proses nekropsi dipimpin oleh Koordinator Tim Respon Cepat FKH Unair, Bilqisthi Ari Putra, pada Selasa (18/7/2023) pukul 13.00 WIB, bersama Staf Mikrobiologi FKH Unair, Hartanto Mulyo Raharjo, dan empat orang mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, serta tiga orang mahasiswa S1.

Sementara itu, Bilqhisti Ari Putra menerangkan bahwa terdapat hambatan dalam proses nekropsi, dikarenakan kondisi gelombang yang cukup tinggi.

“Nekropsinya berjalan mundur karena kondisi gelombang yang cukup tinggi. Proses nekropsi yang terjadwal pukul 13.00 jadi mundur menjadi 15.30,” terang Bilqis.

“Sampel organ tubuh kami bawa untuk melihat penyebab pasti paus terdampar dan kematiannya,” lanjutnya.

Bilqis menerangkan bahwa terdapat indikasi infeksi dari pemeriksaan nekropsi. Oleh karena itu, mereka menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi bangkai ikan tersebut.

Setelah proses nekropsi dilakukan, bangkai akan dimusnahkan dengan cara penguraian sempurna oleh air dan ombak melalui cara diikat pada tiang Jembatan Suramadu.

Selain itu, Tim Respon Cepat FKH Unair juga akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Timur, dan stakeholders lainnya. (BGS)