DPRD Jatim Tekankan Pentingnya Pemberdayaan Masyarakat Guna Dongkrak Ekonomi

Angota DRPD Jatim
Foto: Kominfo Jatim

HebatIndonesia – Badan Anggaran (Banggar) DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim), Khofidah meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim untuk menekankan kegiatan yang memprioritaskan pemberdayaan ekonomi. Hal ini diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat. “Hal ini memerlukan program dan strategi efektif agar pertumbuhan ekonomi memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya pada Senin (13/11/2023). 

Sebab, tingkat kesejahteraan masyarakat akan berpengaruh terhadap kualitas demokrasi dalam Pemilu dan Pilkada 2024. Disisi lain kemiskinan ekstrem di Jawa Timur masih menjadi pekerjaan rumah hingga saat ini. Khofidah menyebut bahwa Pemprov Jatim belum memiliki data penduduk miskin dan miskin ekstrem sesuai Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022. “Data penduduk miskin dan miskin ekstrem masih mengacu pada BPS. Padahal data BPS hanya bersifat agregat,” tuturnya.

Hal ini menyebabkan Pemprov Jatim tidak bisa memberikan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas program dan kegiatan. Oleh sebab itu Banggar DPRD Jatim memberi rekomendasi untuk segera menyusun data penduduk miskin dan miskin ekstrem by name by address untuk melakukan monitoring. “Disamping itu evaluasi terkait efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan terhadap pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Provinsi Jatim,” tuturnya.

Sementara, Emil Elestianto Dardak mengatakan bahwa data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE) sudah tersusun by name by address. “Dalam realitanya kita dengan P3KE pendekatannya memang by name by address tapi terus disempurnakan,” papar Wakil Gubernur Jatim.

Jika terlihat dari Perubahan Keuangan Anggaran (PAK) dilakukan peningkatan jumlah sasaran bantuan keluarga miskin ekstrem. Hal ini mengantarkan Jatim mendapat insentif fiskal sebagai bentuk apresiasi atas kinerja dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem. “Sekarang angka kemiskinan ekstrim di Jatim berada di bawah satu persen. Lebih tepatnya 0,82 persen. Langkah yang dilakukan ini merupakan langkah menuju zero extreme poverty di Jatim,” tutup Emil. (CHA)