Low Tuck Kwong Terus Koleksi BYAN, Seberapa Menarik Saham BYAN?

Low Tuck Kong Bayan

HebatIndonesia – Low Tuck Kwong Seorang konglomerat Indonesia yang mana merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Forbes memberitakan pada Kamis (05/01/2023) bahwa Low Tuck Kwong menempati posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia. Dengan total kekayaannya adalah US$28,5 miliar.

Selain sebagai pendiri perusahaan PT Bayan Resources, ternyata Low Tuck Kwong juga rajin membeli saham perusahaannya tersebut. Pada akhir tahun 2022, yakni di 29-30 Desember lalu, Low Tuck Kwong dikabarkan telah menambah kepemilikan saham di emiten batu bara miliknya PT Bayan Resources Tbk. Dia melakukan pembelian saham sebesar 1,28 juta, atau senilai dengan Rp26,7 miliar.

Sementara pada 7 Juli 2023 lalu dia juga memborong kembali sebanyak 214.500 lembar saham BYAN. Dikutip dari CNBC berdasarkan keterbukaan Informasi Low Tuck Kwong bertanggung jawab atas 20.329.002.070 lembar saham atau setara dengan 60,99% total kepemilikan saham di perusahaan BYAN.

Diketahui sejak lima hari terakhir tercatatkan saham BYAN mengalami kenaikan sebesar 14,19% dan dalam sebulan melonjak dengan total 30,39%. Dengan ini saham BYAN pun menjadi saham penopang terbesar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, yakni sebesar 23,1 indeks poin.

Selain itu BYAN mencapai kapitalisasi pasarnya saat ini di angka Rp 590 triliun, menjadi saham dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga di Bursa Efek Indonesia (BEI). BYAN merupakan emiten saham batubara yang walaupun harga batubara dunia sedang mengalami penurunan.

Pelemahan dalam lima hari beruntun ini adalah yang terburuk sejak pertengahan Mei tahun ini di mana harga batu bara anjlok dalam enam hari beruntun. Anjloknya harga batu bara disebabkan oleh ketidakjelasan ekonomi China serta masih lemahnya permintaan serta harga komoditas energi lainnya.

Prospek saham BYAN
Secara sederhana cara untuk mengetahui prospek saham sebuah perusahaan bisa dengan melihat kinerja keuangan perusahaan. Hal ini bisa didapat dengan pendapatan, laba bersih dan pertumbuhan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu analisis fundamental juga penting dilakukan. Hal ini meliputi sektor bisnis dan faktor persaingan usaha di bidang yang sama.

Berdasarkan kinerja keuangan selama tahun 2022, BYAN berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$2,17 atau naik 79,7% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2021 yang hanya mencapai US$ 1,21 miliar. Selain itu juga sumber pendapatan terbesar BYAN berasal dari penjualan batu bara kepada pihak ketiga, yang mana nilainya mencapai US$4,39 miliar.

Adapun BYAN juga mengincar kenaikan produksi pada perusahaan di tahun depan. Direktur BYAN, Russell John Neil mengatakan, BYAN mencanangkan produksi batubara di atas 45 juta ton di tahun 2023. Pada akhir kuartal ketiga 2022, BYAN telah menjual 28,0 juta ton batubara.

Dengan rencana produksi dan tersebut, BYAN mengincar pendapatan US$ 3,2 miliar-US$ 3,4 miliar dengan asumsi harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) US$ 85 per ton-US$ 90 per ton. (AND)