Kasus Pneumonia di China Melonjak, Menkes Tekankan Pentingnya Kewaspadaan Bersama

Menteri Kesehatan Budi Gunawan
Foto: istimewa

HebatIndonesia Berdasarkan pernyataan World Health Organization (WHO), meningkatnya kasus pneumonia pada anak-anak di China pertama kali dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional China pada hari Senin (13/11/2023) dengan tercatatnya 205 klaster influenza dalam seminggu. Jumlah ini diketahui bertambah pesat dari minggu sebelumnya yang berkisar 127 klaster.

Mayoritas pasien mengalami gejala yang serupa, seperti demam, kelelahan, dan batuk. Meski begitu, belum ada laporan kematian yang disebabkan oleh wabah tersebut hingga detik ini.

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menyampaikan bahwa wabah pneumonia tersebut disebabkan patogen-patogen yang telah diketahui sebelumnya. Bahkan, penyakit tersebut sudah tersedia metode deteksinya hingga obatnya.

Menurutnya, wabah pneumonia ini merupakan efek dari kebiasaan masyarakat yang membuat patogen-patogen lama kembali aktif. Faktor lain yang turut berkontribusi adalah musim dingin yang pertama kali berlangsung di China setahun setelah dicabutnya kebijakan Nol-COVID.

Meskipun wabah pneumonia tersebut belum dikategorikan sebagai Kedaruratan Kesehatan Global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), WHO telah menghimbau seluruh negara untuk meningkatkan kewaspadaan dengan merancang upaya pencegahan dan memastikan penanganan yang baik terhadap penyakit tersebut.

Sejauh ini, Indonesia telah mengambil langkah antisipatif dengan menerbitkan surat edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Republik Indonesia, Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan bahwa surat edaran tersebut bertujuan untuk mengantisipasi penyebaran pneumonia di Indonesia.

Sejumlah strategi juga diterapkan dalam mendukung pelaksanaan pencegahan wabah ini, termasuk anjuran Menkes Budi kepada para orang tua untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan asupan yang cukup dan bergizi demi menjaga daya tahan tubuh. Pemerintah juga meminta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk memantau perkembangan kasus pneumonia secara global dan meningkatkan pengawasan, terutama pada orang, alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, dan binatang pembawa penyakit khususnya yang berasal dari negara terjangkit. (N.A)