Dosen FTMM Ciptakan Filter Masker Guna Mengurangi Potensi Sampah Medis dan Memberdayakan Penjahit Masker Kain Local di Tengah Pandemi

NEWS – Terhitung, sebanyak 1,5 juta penduduk Indonesia kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 yang baru ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemic pada awal Maret 2020. Hal ini direspons oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia pada Jum’at, (10/4/2020) bahwa angkanya terlihat terus mengalami kenaikan. Tentunya, fenomena ini membuat resah semua kalangan dan menyulitkan pemerintah dalam mengatasi kesenjangan yang dapat terjadi, terutama pada bidang ekonomi.

Masalah lain yang timbul di masa pandemi ini berupa meningkatnya kebutuhan terhadap alat kebersihan dan alat pelindung diri. Salah satunya adalah masker yang mengalami kelangkaan di masyarakat. Masker medis menjadi langka dan mengalami kenaikan harga yang sangat drastis, mulai tiga hingga sepuluh kali lipat. Sedangkan masker kain belum tentu memiliki efektifitas yang tinggi dalam melindungi diri dari virus yang sedang mewabah di seluruh dunia(Covid-19, red). 

Berangkat dari kedua permasalahan tersebut, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR) melalui dosen program studi Teknik Industri (TI) yakni Gunawan Setia Prihandana, S.T., M.Eng., Ph.D. beserta istrinya, Tutik Sriani, dari PT. Global Meditek Utama yaitu perusahaan filter air IITOYA, berkolaborasi dengan dosen teknik mesin UGM Muslim Mahardika untuk menciptakan sebuah filter masker yang dapat digunakan dan dicuci berulang kali. Serta memberikan manfaat panjang dalam menghadapi masa pandemi yang sedang berlangsung.

Filter masker tersebut memiliki membrane ultrafiltrasi dengan kerapatan pori kurang dari 100 nanometer. Kerapatan ini memungkinkan pengguna terhindar dari bakteri dan virus yang akan masuk melalui hidung dan mulut. Uji laboratorium dari BPPT menunjukkan tingkat efisifikasinya sebesar 99% bacterial filtration effect. Kolaborasi tim tiga lembaga ini berhasil memperoleh pendanaan dari Ristek BRIN pada tahun 2020.

Filter ini sedianya digunakan dengan masker kain yang diproduksi oleh PT. Global Meditek Utama di Sleman, Yogyakarta dengan menggandeng penjahit masker kain lokal.  Sebagai  jenis usaha baru yang marak berkembang di masa pandemi. Dalam satu bulan, tingkat produksi telah menyentuh angka 3000 lembar filter berhasil diciptakan oleh PT. Global Meditek Utama berikut dengan maskernya. Kolaborasi penelitian yang dapat menghasilkan produk kesehatan ini tentu merupakan suatu bentuk kontribusi yang sangat menggembirakan, karena turut mendukung ketercapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SGD’s) target 10 “Reduce Inequality”, dimana pada tahun 2030, secara progresif mampu mencapai dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Selain itu, penciptaan masker ini turut pula mendukung ketercapaian tujuan pembangunan berkelanjutan poin SDG’s nomor 14 dan 15 perihal perlindungan ekosistem lautan dan daratan secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan masker tersebut mampu mengurangi potensi sampah medis yang banyak tercecer di laut dan daratan yang dapat mengancam keberlangsungan ekosistem di dalamnya. (*)(adm/cpw/wil)